Tugas Minggu
8,9
1.Apa yang
dimaksud dengan nilai waktu uang dan buatlah 1 contoh perhitungan tentang nilai
waktu uang sekarang/ saat ini dan uang yang akan datang !
Nilai waktu uang
Konsep ini adalah konsep yang
memperhatikan waktu dalam menghitung nilai uang. Artinya uang yang dimiliki
seseorang pada hari ini tidak akan sama nilainya dengan satu tahun yang akan
datang. Konsep Time of Value ini sangat berkaitan dengan CAPITAL BUDGETING.
1. Nilai yang akan datang
Future value (terminal value)
adalah nilai uang yang akan datang dari satu jumlah uang atau suatu seri
pembayaran pada waktu sekarang, yg dievaluasi dengan suatu tingkat bunga
tertentu.
• FV = P0+ SI= P0+ P0(i)(n)
2. Nilai Sekarang (Present
Value)
Nilai sekarang dari jumlah
yang diperoleh di masa mendatang atau sering pula disebut dengan present value
adalah nilai sejumlah uang yang saat ini dapat dibungakan untuk memperoleh
jumlah yang lebih besar di masa mendatang. Misalkan P adalah nilai sekarang
dari uang sebanyak A pada t tahun yang akan datang. Bila kemudian diumpamakan
tingkat bunga adalah r, maka bunga yang dapat diperoleh dari P rupiah adalah :
I = P.r.t
dan uang setelah t tahun
menjadi :
P + P.r.t = P(1+rt)
Karena A adalah nilai uang
sebanyak P pada t tahun mendaang, maka
P(1+rt) = A
atau
P = A/I + rt
Contoh :
Setahun lagi rudi akan
menerima uang sebanyak Rp. 10.000,-. Berapakah nilai sekarang uang tersebut
jika tingkat bunga adalah 13 % setahun?
Dalam masalh ini, A =
10.000,-. r = 0,13 dan t = 1
P = 10.000/ 1 + (0,13)(1)
= 8849,56
Menghitung nilai pada waktu
sekarang jumlah uang yang baru akan dimiliki beberapa waktu kemudian
PV = FV / (1+i)n
Istilah yang digunakan :
Pv = Present Value (Nilai
Sekarang)
Fv = Future Value (Nilai yang
akan datang)
I = Bunga (i = interest / suku
bunga)
n = tahun ke-
An = Anuity
SI = Simple interest dalam
rupiah
P0 = pokok/jumlah uang yg
dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu
3. Anuitas
Anuitas adalah suatu rangkaian
penerimaan atau pembayaran tetap yang dilakukan secara berkala pada jangka
waktu tertentu. Selain itu anuitas juga diartikan sebagai kontrak di mana
perusahaan asuransi memberikan pembayaran secara berkala sebagai imbalan premi
yang telah Anda bayar. Contohnya adalah bunga yang diterima dari obligasi atau
dividen tunai dari suatu saham preferen.
Ada dua jenis anuitas:
1) Anuitas biasa (ordinary)
adalah anuitas yang pembayaran atau penerimaannya terjadi pada akhir periode
2) Anuitas jatuh tempo (due)
adalah anuitas yang pembayaran atau penerimaannya dilakukan di awal periode.
3) Nilai Sekarang Anuitas
(Present Value Annuity)
Nilai Sekarang Anuitas adalah
nilai hari ini dari pembayaran sejumlah dana tertentu yang dilakukan secara
teratur selama waktu yang telah ditentukan. Dengan kata lain, jumlah yang harus
anda tabung dengan tingkat bunga tertentu untuk mandapatkan sejumlah dana
tertentu secara teratur dalam jangka waktu tertentu.
4) Anuitas Abadi
Anuitas abadi adalah
serangkaian pembayaran yang sama jumlahnya dan diharapkan akanberlangsung terus
menerus.
PV (Anuitas Abadi) =
Pembayaran = PMT
Tingkat suku bunga i
Obligasi terusan adalah sebuah
obligasi terbitan pemerintah inggris untuk mengkonsolidasikan utang-utang masa
lalu, dengan kata lain consol adalah obligasi terusan.
5) Pinjaman yang Diamortisasi
Salah satu penerapan penting
dari bunga majemuk adalah pinjaman yang dibayarkan secara – dicicil selama waktu
tertentu. Termasuk di dalamnya adalah kredit mobil, kredit kepemilikan rumah,
kredit pendidikan, dan pinjaman-pinjaman bisnis lainnya selain pinjaman jangka
waktu sangat pendek dan obligasi jangka panjang. Jika suatu pinjaman akan
dibayarkan dalam periode yang sama panjangnya (bulanan, kuartalan, atau
tahunan), maka pinjaman ini disebut juga sebagai pinjaman yang diamortisasi
(amortized loan).
Metode Nilai Sekarang. Kini
bersih (Net Present Value = NPV)
Metode ini memperhatikan nilai
waktu terhadap uang menggunakan suku bunga diskonto yang akan memperbaruhi atau
arus dari uangnya. Dengan metode ini maka proyeksi nilai waktu dari uang akan
diukur dengan fkator pembanding nilai bunga diskonto yang berlaku sehingga
mempengruhi total keuntungan . Net Present Value dapat dihitung dari selisih
nilai proyek pada awal tahun dengan total keuntungan dari tiap tahun yang dinilai-uangkan
ke tahun awal dengan tingkat bunga diskonto tertentu. Pada dasarnya metode
merupakan suatu gambaran jumlah keutnungan usaha sepanjang waktu tertentu yang
diproyeksikan pada kondisi saat ini.
ntuk lebih jelas ada baiknya
dilihat dengan contoh perhitungan dibawah ini.
Suatu proyek dengan dengan
investasi sebesar Rp. 7,000 juta dan tingkat bunga yang relevan sebesar 18%.
Proyek ini diharapkan akan menghasilkan nilai sebesar Rp. 9,000 juta. Maka
berapakah besarnya net present value yang akan dihasilkan?
PVpenerimaan = 9.000 / ( 1 +
0.18 )1 = Rp. 7,627 juta
PVinvestasi = 7.000 / ( 1 +
0.18 )0 = Rp. 7,000 juta
Maka Net Present Value yang
dihasilkan adalah
NPV = PVinvestasi +
PVpenerimaan
NPV = – 7,000 + 7,627 = Rp. 627 juta
Sehingga didapatlah rumus
sebagai berikut:
NPV = Ao + (A1 / (1 + r))
dimana, Ao = nilai awal
investasi; A1 = nilai penerimaan dari investasi; r = tingkat suku bunga yang
relevan.
Berkaitan dengan investasi
(modal) yang akan ditanamkan, maka diperlukan pedoman untuk dapat dengan bijak
menilai investasi tersebut. Dan pedoman tersebut yang dapat dipakai sebagai
panduan adalah:
§ Terima investasi yang
diharapkan bilamana memberikan NPV positif.
§ Terima investasi yang
memberikan IRR yang lebih besar daripada tingkat keuntungan yang diisyaratkan.
Tentu saja penyajian konsep
ini berlaku bilamana kondisi pasar uang dan pasar modal yang sempurna dengan
catatan:
§ Tingkat suku bunga yang ada
adalah stabil dan sama, tidak berfluktuatif.
§ Tidak adanya pihak yang
dominan untuk mempengaruhi pasar.
§ Kondisi diluar transaksi
keuangan yang ada adalah stabil.
Net Present Value atau biasa
disingkat dengan NPV adalah merupakan kombinasi pengertian present value
penerimaan dengan present value pengeluaran.
Untuk lebih jelas ada baiknya
dilihat dengan contoh perhitungan dibawah ini.
Suatu proyek dengan dengan
investasi sebesar Rp. 7,000 juta dan tingkat bunga yang relevan sebesar 18%.
Proyek ini diharapkan akan menghasilkan nilai sebesar Rp. 9,000 juta. Maka
berapakah besarnya net present value yang akan dihasilkan?
Berkaitan dengan investasi
(modal) yang akan ditanamkan, maka diperlukan pedoman untuk dapat dengan bijak
menilai investasi tersebut. Dan pedoman tersebut yang dapat dipakai sebagai
panduan adalah:
§ Terima investasi yang
diharapkan bilamana memberikan NPV positif.
§ Terima investasi yang
memberikan IRR yang lebih besar daripada tingkat keuntungan yang diisyaratkan.
Tentu saja penyajian konsep
ini berlaku bilamana kondisi pasar uang dan pasar modal yang sempurna dengan
catatan:
§ Tingkat suku bunga yang ada
adalah stabil dan sama, tidak berfluktuatif.
§ Tidak adanya pihak yang
dominan untuk mempengaruhi pasar.
§ Kondisi diluar transaksi
keuangan yang ada adalah stabil.
Future Value (FV) digunakan
untuk menghitung nilai investasi yang akan datang berdasarkan tingkat suku
bunga dan angsuran yang tetap selama periode tertentu. Untuk menghitung FV bisa
menggunakan fungsi fv() yang ada dimicrosoft excel. Ada lima parameter yang ada
dalam fungsi fv(), yaitu :
· Rate, tingkat suku bunga
pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun.
· Nper, jumlah angsuran yang
dilakukan
· Pmt, besar angsuran yang
dibayarkan.
· Pv, nilai saat ini yang akan
dihitung nilai akan datangnya.
· Type, jika bernilai 1
pembayaran dilakukan diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan
diakhir periode.
Contoh 1:
Biaya masuk perguruan tinggi
saat ini adalah Rp50.000.000, berapa biaya masuk perguruan tinggi 20 tahun yang
akan datang, dengan asumsi pemerintah mampu mempertahankan inflasi satu digit,
misal 8% per tahun, dengan menggunakan fungsi fv(), masukkan nilai untuk
parameter-parameter yang ada sebagai berikut :
· Rate = 8%
· Nper = 20
· Pmt = 0, tidak ada angsuran
yang dikeluarkan tiap tahunnya
· Pv = -50000000, minus
sebagai tanda cashflow bahwa kita mengeluarkan uang
· Type = 0
Dari masukan diatas maka akan
didapat nilai 233,047,857.19
Contoh 2:
Setiap bulan kita menabung
dibank sebesar 250.000, saldo awal tabungan kita adalah 10.000.000, bunga bank
pertahun 6%, dengan asumsi tidak ada potongan bunga dan biaya administrasi,
berapa uang yang akan kita dapat 20 tahun yang akan datang?, dengan menggunakan
fungsi fv(), masukkan nilai untuk parameter-parameter yang ada sebagai berikut
:
· Rate = 6%/12, dibagi 12
karena angsuran 250.000 dilakukan perbulan
· Nper = 20×12 = 240, dikali
12 karena angsuran dilakukan per bulan
· Pmt = -250000, nilai yang
ditabungkan setiap bulan, minus sebagai tanda cashflow kita mengeluarkan uang
· Pv = -50000000, minus
sebagai tanda cashflow bahwa kita mengeluarkan uang
· Type = 0
Dari masukan diatas maka akan
didapat nilai 148,612,268.55
Yang perlu diperhatikan dalam
penggunakan fungsi fv() adalah satuan untuk parameter rate, nper dan pmt
haruslah sama, jika satuannya bulan maka harus bulan semua, jika ada yang
bersatuan tahun maka harus dikonversi ke satuan bulan.
Present Value digunakan untuk
untuk mengetahui nilai investasi sekarang dari suatu nilai dimasa datang. Untuk
menghitung PV bisa menggunakan fungsi pv() yang ada dimicrosoft excel. Ada lima
parameter yang ada dalam fungsi pv(), yaitu :
· Rate, tingkat suku bunga
pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun.
· Nper, jumlah angsuran yang
dilakukan.
· Pmt, besar angsuran yang
dibayarkan.
· Fv, nilai akan datang yang
akan dihitung nilai sekarangnya.
· Type, jika bernilai 1 pembayaran
dilakukan diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir periode.
Contoh :
Saat pensiun 25 tahun lagi
saya ingin punya uang 1.000.000.000, berapakah nilai uang 1.000.000.000 saat
ini, dengan asumsi pemerintah mampu mempertahankan inflasi satu digit, misal 8%
per tahun, dengan menggunakan fungsi pv() masukkan nilai untuk
parameter-parameter yang ada sebagai berikut :
· Rate = 8%
· Nper = 25
· Pmt = 0, tidak ada angsuran
yang dikeluarkan tiap tahunnya
· Fv = 1000000000
· Type = 0
Dari masukan diatas maka akan
didapat nilai -146,017,904.91
Kenapa minus, sekali lagi itu
sebagai tanda cash flow, untuk mendapatkan uang 1.000.000.000 25 tahun lagi
maka saya harus mengeluarkan uang sebesar 146,017,904.91 saat ini atau dengan
kata lain uang 1.000.000.000 25 tahun lagi sama nilainya dengan uang
146,017,904.91 saat ini, dengan asumsi inflasi konsisten sebesar 8% setiap
tahun selama 25 tahun.
Sama halnya dengan fungsi
fv(), fungsi pv() harus menggunakan satuan yang sama untuk parameter rate, nper
dan pmt, jika bersatuan tahun maka harus tahun semua, jika ada yang bersatuan
bulan maka harus dikonversi ke satuan tahun
2. Jelaskan dengan singkat padat alasan mengapa
perusahaan membutuhkan dana!
Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk tetap beroperasi,
karena kegagalan dalam membayar pemasok dapat membuat suatu perusahaan
bangkrut. Ada dua jenis pengeluaran, Pengeluaran Jangka Pendek, dan Pengeluaran
Jangka Panjang.
Untuk memenuhi kebutuhan akan pengeluaran jangka
pendek dan panjang. Perusahaan juga membutuhkan dana yang tidak saja dapat
dipenuhi oleh kemampuan modal awal, serta laba yang dihasilkan tetapi juga dan
dari luar perusahaan seiring dengan perkembangan kemajuan usahanya.
w Sumber Dana Jangka Pendek, meliputi;
·
Hutang Dagang
·
Pinjaman Bank
Jangka Pendek dengan Jaminan
·
Pinjaman Bank
Jangka Pendek tanpa Jaminan
w Sumber Dana Jangka Panjang, meliputi;
-
Hutang Jangka
Panjang
-
Obligasi
perusahaan
-
Laba ditahan
3.
Sebutkan apa saja metode penilaian investasi !
Metode
Penilaian Investasi Kalibrasi
Pada umumnya ada beberapa metode yang biasa
dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian investasi. Metode tersebut antara
lain metode average rate of return, payback, net present value (NPV), internal
rate of return (IRR) dan metode profitability index.
Metode ini mengukur berapa tingkat keuntungan
rata-rata yang diperoleh dari suatu investasi. Angka yang digunakan adalah laba
setelah pajak dibandingkan dengan total atau average investement. Hasil yang
diperoleh dinyatakan dalam prosentase. Angka ini kemudian dibandingkan dengan
tingkat keuntungan yang disyaratkan.
Metode ini tidak kami gunakan karena mengabaikan
konsep nilai waktu uang. Konsep laba yang digunakan adalah konsep akuntansi dan
bukan kas, padahal kas adalah hal yang sangat penting.
Catatan : kas masuk dan keluar tidak selalu terjadi
sesuai dengan pengakuan biaya dan penghasilan.
Metode
Payback
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi
bisa kembali, karenanya dasar yang digunakan adalah aliran kas, bukan laba.
Namun problem utamanya adalah sulitnya menentukan periode payback maksimum yang
disyaratkan, untuk dipergunakan sebagai angka pembanding. Dalam prakteknya,
yang dipergunakan adalah payback umumnya dari perusahaan-perusahaan yang
sejenis.
Kelemahan lain dari metode ini adalah diabaikannya
nilai waktu uang dan diabaikannya aliran kas setelah periode payback. Akhirnya
kelemahan pertama diatasi oleh metode Discounted Cash Flow. Misalnya proyek A
dengan investasi 20 juta, dengan usia ekonomis 6 tahun, memiliki aliran kas 6.5
juta per tahun. Proyek B dengan investasi 20 juta juga, usia ekonomis 10 tahun,
aliran kas 6 juta per tahun. Tingkat bunga yang dianggap relevan adalah 10 %.
Maka dalam waktu kurang 4 tahun, investasi A akan kembali, sedangkan B
membutuhkan waktu lebih 4 tahun. Namun secara total investasi B akan memberikan
tambahan kas yang lebih banyak (karena usia ekonomis yang lebih lama). Jadi
dengan DCF ini hanya menyelesaikan masalah diabaikannya niai waktu uang saja,
tetapi belum dapat mengatasi masalah diabaikannya aliran kas setelah periode
payback. Namun demikian cara ini tetap populer digunakan, namun hanya sebagai
pelengkap penilaian investasi saja, terutama untuk perusahaan yang menghadapi
problem likuiditas atau kelancaran keuangan jangka pendek.
Metode ini
menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang
penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) di
masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang itu, harus ditentukan
tingkat bunga yang dianggap relevan.
Ada beberapa
konsep menghitung bunga yang dianggap relevan itu. Pada dasarnya tingkat bunga
tersebut adalah tingkat bunga pada saat keputusan investasi masih terpisah dari
keputusan pembelanjaan ataupun waktu mulai mengaitkan keputusan investasi
dengan keputusan pembelanjaan (keterkaitan ini hanya mempengaruhi tingkat suku
bunga, bukan aliran kas).
Metode NPV
Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang
investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional
maupun terminal cash flow) di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai
sekarang itu, harus ditentukan tingkat bunga yang dianggap relevan.
Ada beberapa konsep menghitung bunga yang dianggap
relevan itu. Pada dasarnya tingkat bunga tersebut adalah tingkat bunga pada
saat keputusan investasi masih terpisah dari keputusan pembelanjaan ataupun
waktu mulai mengaitkan keputusan investasi dengan keputusan pembelanjaan
(keterkaitan ini hanya mempengaruhi tingkat suku bunga, bukan aliran kas).
Dalam metode IRR, dihitung tingkat suku bunga yang
menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan
kas bersih di masa mendatang. Jika tingkat bunga ini lebih besar daripada
tingkat bunga relevan (yang dipersyaratkan), maka investasi diangap
menguntungkan.
Metode PI
Metod ini menghitung perbandingan antara nilai
sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa datang dengan nilai sekarang
investasi. Jika PI lebih besar dari 1, maka diannggap menguntungkan.
Metode Mana yang Digunakan ?
Dalam pemlihan metode penilaian investasi, metode yang
paling tepat sangat tergantung pada kasus investasi yang dihadapi. Tetapi dalam
perbadingan “aple to aple”, maka dapat ditarik beberapa hasil analisa sbb :
Metode NPV dan PI, per definisi, hasilnya selalu
konsisten. Namun dalam kasus tertentu, bisa terjadi suatu pilihan investasi A
memilliki PI lebih kecil dari B, namun dengan NPV yang lebih besar. Dalam kasus
tersebut, jika nilai investasi A lebih besar, maka sebaiknya pilihan jatuh ke
proyek A, karena memiliki nilai absolut NPV yang lebih besar. Tentu dalam
kenyataan dilapangan, perbandingan ini perlu juga melihat adanya faktor-faktor lain
yang mungkin berpengaruh.
Jika metode NPV dan IRR dibandingkan, maka cenderung
metode NPV lebih baik daripada metode IRR, misalnya karena IRR memungkinkan
munculnya tingkat bunga ganda dalam penilaian suatu investasi, dimana keadaan
ini tidak akan dijumpai jika menggunakan metode NPV. Untuk kondisi seperti ini,
perlu dilakukan analisa IRR incremental.
Dari uraian ini, tampak bahwa metode NPV cenderung
memberikan keputusan yang lebih baik, sepanjang bisa ditentukan tingkat
keuntungan yang disyaratkan dengan tepat pula.
Dengan menggunakan tool statistik yang tersedia dalam
banyak software, baik yang khusus untuk statistik maupun yang umum (namun tidak
kalah baiknya) dengan mudah didapatkan nilai-nilainya. Namun yang akan
dijadikan patokan utama pada penelitian ini adalah metode NPV dan metode IRR
saja, dengan alasan karena metode ini memperhitungkan nilai waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar