PENDAHULUAN
Allhamdulillah, berkat rahmat dan hidayah Allah swt akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas tulisan ini dengan tujuan
antara lain sebagai tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang di berikan oleh dosen dan sebagai
sumber tambahan pelajaran. Saya menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki
keterbatasan, tentu tugas
tulisan ini tidak mungkin luput dari kekurangan. Mudah-mudahan tugas tulisan ini dapat diterima
dengan baik oleh dosen
kami, saya senantiasa
mengharapkan tugas
saya ini dapat bermanfaat dan menjadi pembelajaran tersendiri untuk saya agar
lebih memahami dan lebih mengamati lingkungan sekitar. Tulisan saya ini
berjudul atau bertemakan PENJUALAN
BBM NONSUBSIDI PERTAMINA DI BAWAH TARGET
.
Dan yang melatarbelakangi saya untuk
mengambil judul tersebut adalah yang saya liat di sekitar saya bahwa negara
indonesia ini sangat membutuhkan sekali perhatian baik dari masyarakat maupun
dari pemerintah dan kalangan luas terutama di bidang BBM ini karena Bahan Bakar Minyak merupakan hal yang
terpenting dan menjadi kebutuhan tersendiri terutama sebagai sumber dari
kendaraan dan bahan bakar inilah yang menjadi tombak untuk menjalankan
aktivitas, tanpa adanya bahan bakar semua kendaraan tidak dapat dijalankan. Dan
semakin meningkatnya harga bahan bakar yang kian hari kian melambung menjadi
perhatian khusus karena bahan bakar premiun atau yang lebih dikenal sebagai
bahan bakar bersubsidi ini akan dialihkan ke pertamax atau bahan bakar
nonsubsidi. Masyarakat pun mengambil tindakan agar pemerintah membatalkan
niatnya tersebut. Karena kalangan masyarakat tingkat bawah tidak sanggup untuk
membeli pertamax dan hal ini menjadi PR bagi pemerintah dalam mengupayakan penyelesaianya
tersebut. Sebenarnya pemerintah pun tidak ingin melakukan hal ini karena ini
semua merupakan desakan bahwa harga minyak di dunia melonjak tajam mau tidak
mau pemerintah pun bertindak. Dan hal inilah yang saya akan bahas melalui
tulisan saya. Semoga menarik dan bermanfaat ....
ISI
PENJUALAN BBM NONSUBSIDI
PERTAMINA DI
BAWAH TARGET
Realisasi penjualan bahan bakar
minyak (BBM) nonsubsidi PT Pertamina (persero) sepanjang tahun ini diperkirakan
tidak mencapai target. Muchamad iskandar mengatakan, tahun ini perseroan
memasang target penjualan BBM nonsubsidi sebesar 1 juta kiloliter. Namun
realisasi penjualan ingga akhir tahun nanti diperkirakan hanya akan menyentuh
harga 900ribu kiloliter. Dari jumlah tersebut pertamax sebesar 700-800 ribu
kiloliter dan sisanya BBM nonsubsidi karena besarnya harga BBM subsidi dan
nonsubsidi. Bahkan saking besarnya konsumsi pertamax tahun ini jauh lebih
rendah dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu rata-rata pertamax menyentuh harga
8000 kl per hari namun saat ini hanya tinggal 3000 kl per hari. Tidak
efektifnya pelaksanaan peraturan Mentri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
12Tahun 2012 turut menahan penjualan pertamax Pasalnya masalah peningkatan
konsumsi BBM nonsubsidi akibat pelanggaran kendaraan dinas, industri, perkebunan,
dan pertambangan ternyata tidak signifikan. Program pengalihan konsumsi tersebt
tidak mendapat dukungan dari pemerintah daerah. Meski begitu, Pertamina optimis
mematok harg BBM non subsidi tahun depan sebanyak 2,7juta kl atau dua kali
lipat lebih dari target tahun ini. Peningkatan konsumsidiharapkan berasaldari
sudah efektifnya pelarangan konsumsi BBM bersubsidi dari kendaraan pertambangan
dan perkebunan tahun lalu. Terkait jumlah SPBU yang menjual BBM nonsubsidi,
perseroan belum ada rencana untuk menambah SPBU lagi. Masalahnya pembangunan
SPBU sejenis ini tetap berdasarkan
hitungan keekonomian bisnis. Di sisi lain permintaan BBM nonsubsidi belum
terlalu bagus karena kurangnya penegkan aturan oleh pemerintah. Dengan kondisi
seperti itu perseroan tidak berai menetapkan target penambahan SPBU nonsubsidi
apalagi harus memaksa pemilik stasiun pengisian hanya berjualan pertamax dan
sejenisnya. Pertamina berharap pengusaha SPBU swasta bisa turut membangun SPBU
sejenis ini. Untuk itu pertamina menjanjikan besaran marjin yang lebih besar
bagi SPBU nonsubsidi yaitu sebesar Rp. 500 per liter dari biasanya Rp. 325 per
liter. Dalam hal ini pemerintah berperan penting demi kelanjutan program atau
usanya untuk mengalihkan BBM nonsubsidi agar dikonsumsi oleh masyarakat luas
agar penggunaan tersebut menjadi seimbang dengan hasil BBM bersubsidi.
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan
dari tulisan ini bahwa pemerintah perlu memperhatikan lagi nasib
masyarakat-masyarakatnya dan menghimbau agar bahan bakar minyak yang di konsumsi
oleh masyarakat tidak di ekspor ke luar
negri karena negara inidonesia ini memiliki potensi yang sangat besar dalam hal
minyak bumi dan negara indonesia pun merupakan salah satu negara yang memiliki
sumber minyak bumi terbanyak di seluruh dunia. Dan agarpemerintah memikirkan
kembali agar menurunkan harga BBM dan menyetarakan harga bahan bakar subsidi
dan bahan bakar nonsubsidi. Dengan begini masyarakat pun dapat bernafas lega.
Dan pemerintah perlu mengambil tindakan tegas agar kendaraan-kendaraan yang di
gunakan oleh pemerintah menggunakan bahan bakar nonsubsidi.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber
: Koran Investor Daily. Hari Kamis, 20 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar