Topik / Tema :IFRS
Judul : ANALISIS KOMPARASI KUALITAS
INFORMASI AKUNTANSI SEBELUM DAN SESUDAH PENGADOPSIAN PENUH IFRS DI INDONESIA
Nama Penulis : Glory Augusta E.M. Sianipar dan Marsono
Kecenderungan meningkatnya globalisasi
di bidang ekonomi semakin tampak dengan adanya kesepakatan-kesepakatan antar
beberapa negara dalam region tertentu untuk bergabung dalam sebuah organisasi
yang berorientasi ekonomi seperti Uni Eropa (EU), AFTA, dan NAFTA. Multi
National Company (MNC) semakin marak dan beroperasi di berbagai negara dengan
bermacam standar laporan keuangan. Hal ini disebabkan tiap-tiap negara
mempunyai standar akuntansi yang berbeda dengan negara lain sehingga
konsekuensi dari interaksi internasional ini terhadap akuntansi adalah
diperlukannya suatu standarnisasi atau aturan umum yang dapat dipakai di
seluruh dunia. Penelitian ini menganalisis tentang kualitas informasi akuntansi
sebelum dan sesudah pengadopsian penuh IFRS. Kualitas informasi akuntansi
diproksikan menjadi tiga variabel yaitu manajemen laba, relevansi nilai dan
pengakuan kerugian tepat waktu. Manajemen laba diukur dengan menggunakan
discretionary accruals yang dihitung dengan cara menselisihkan total accruals
(TACC) dan nondiscretionary accruals (NDACC).
Dalam menghitung DACC, digunakan
Modified Jones Mode. Pengukuran relevansi nilai menggunakan chow test,
pengukuran model ini untuk menguji Kesamaan koefisien dari dua kelompok atau
lebih. Untuk menguji regresi dengan menggunakan chow test dari laba dan nilai
buku secara terpisah.Di dalam penelitian ini mengukur pengakuan kerugian tepat
waktu dengan koefisien largenegative net income (LNEG). LNEG
merupakan variabel indikator yang diukur dengan laba bersih dibagi dengan total
aset. Populasi dalam sampel penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di
BEI yang telah diaudit pada tahun 2011 (sebelum pengadopsian penuh IFRS) dan
2012 (sesudah pengadopsian penuh IFRS). Dalam penelitian ini, Paired-Sample T
Test digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan pada besarnya manajemen
laba antara periode sebelum dan sesudah pengadopsian penuh IFRS. Pengujian
dilakukan terhadap komponen manajemen laba yang dibagi menjadi dua kelompok
sampel.
H0 diterima menandakan tidak ada
perbedaan dalam manajemen laba antara sebelum dan sesudah pengadopsian penuh
IFRS sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H1) ditolak. Oleh
karena F hitung < F tabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
antara relevansi nilai laba sebelum dan sesudah dilakukannya pengadopsian penuh
IFRS. Relevansi nilai antara sebelum dan sesudah pengadopsian penuh IFRS tidak
ada yang lebih baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua a (H2a)
ditolak.Oleh karena F hitung < F tabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada perbedaan antararelevansi nilai buku ekuitas sebelum dan sesudah
dilakukannya pengadopsian penuh IFRS. Relevansi nilai buku ekuitas antara
sebelum dan sesudah pengadopsian penuh IFRS tidak ada yang lebih baik, sehingga
dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua b (H2b) ditolak. Dari tabel diatas
dapat dilihat bahwa koefisien LNEG tidak signifikan. Jadi tidak ada perbedaan
antara pengakuan kerugian tepat waktu sebelum dan sesudah dilakukannya pengadopsian
penuh IFRS, sehingga dapat disimpulkan hipotesis ketiga (H3) ditolak.
Berdasarkan uraian analisis yang
dijelaskan sebelumnya penelitian ini menarik kesimpulan bahwa kualitas
akuntansi sebelum dan sesudah pengadopsian penuh IFRS menunjukkan tidak adanya
perbedaan. Dengan adanya pengadopsian penuh IFRS di Indonesia diharapkan
terjadinya perbaikan dalam kualitas informasi akuntansi. Hal tersebut memiliki
tujuan agar laporan keuangan dapat menyediakan informasi yang berkualitas
tinggi dan dapat digunakan secara global di era globalisasi ini.
Referensi :
Diponegoro
journal of accounting Volume 2, Nomor 3., Tahun 2013, ISSN(online): 2337-3806,
Universitas Diponegoro
Tulisan ini untuk memenuhi tugas softskill Mata Kuliah Akuntansi
Internasional
Dosen : Jessica Barus, SE.,MMSI.
Nama : T.Febdina
UNIVERSITAS
GUNADARMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar