1.
Buatlah
1 contoh laporan keuangan perusahaan riil dan universal ( Neraca dan laporan
keuangan) !
PT. XL Axiata
Neraca
Periode
2009 dan 2010
(Dalam
jutaan rupiah kecuali nilai nominal per saham)
Laporan Laba Rugi
PT. XL Axiata
Periode 2009 -2010
(dalam jutaan rupiah)
2.
Apa
arti dari C S R tentang tanggung jawab social suatu bisnis pada masyarakat dan
berilah 1 contoh perusahaan riil dan universal untuk implementasi C S R !
Lembaga-lembaga besar dunia sudah sejak lama mengemukakan
perhatiannya mengenai CSR seperti yang didefinisikan oleh International Finance
Corporation mengemukakan CSR yaitu Komitmen dunia bisnis untuk memberi
kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan
karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk
meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang baik bagi bisnis maupun
pembangunan Dan menurut Canadian Government mendefinisikan CSR sebagai Kegiatan
usaha yang mengintegrasikan ekonomi, lingkungan dan sosial ke dalam nilai,
budaya, pengambilan keputusan, strategi, dan operasi perusahaan yang dilakukan
secara transparan dan bertanggung jawab untuk menciptakan masyarakat yang sehat
dan berkembang.[1]
Selain itu, ISO 26000 mengenai Guidance on Social
Responsibility juga memberikan definisi CSR Adalah Tanggung jawab sebuah
organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan
kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam
bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan
berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku
kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku
internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh.
Selain Definisi CSR yang dikemukakan diatas para tokoh pun
ikut berpartisipasi dalam mendefinisikan CSR, seperti yang dikemukakan oleh
Magnan dan Ferrel yang mendefinisikan CSR sebagai “A Business Acts in Socially
Responsible Manner When its Decision on Account For and Balance Diverse
Stakeholder Interest” definisi ini menekankan pada perlunya memberikan
perhatian secara seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholders yang
beragam dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh para pelaku
bisnis melalui prilaku yang secara social bertanggung jawab. [2]
Dari definisi diatas dapat digambarkan bahwa selain tanggung
jawab perusahaan terhadap penyediaan barang dan makanan, perusahaan juga
memiliki tanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawan dan masyarakat, selain
itu tanggung jawab atas keseimbangan lingkungan pula sangat penting sehingga
menimbulkan keseimbangan dalam berbagai elemen antara stakeholder, karyawan,
masyarakat dan lingkungan. Karena dalam empat elemen tersebut salaing berkaitan
sebagaimana pengusaha tidak akan berhasil tanpa dibantu oleh pegawai yang rajin
dan gigih dalam bekerja, dan produksi yang dihasilkan oleh suatu perusahaan
tidak akan sukses dan berhasil tanpa partisipasi masyarakat dalam membeli
barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut, tentunya barang yang di
beli oleh masyarakat barkaitan dengan image yang dibangun antara stakeholder
dan masyarakat, selain itu produksi yang diolah tidak lain adalah hasil bumi
yang menjadi barang atau makanan yang siap digunakan, agar terjadi keseimbangan
dan hasil bumi tidak habis maka perusahaan harus berlaku secara adil terhadap
lingkungan dan alam, dengan menanam kembali atau menjaga lingkungan.
Tanggung jawab dirahkan kepada pemegang saham dalam bentuk
profitabilitas dan pertumbuhan, sebagaimana investasi yang mereka berikan
kepada perusahaan untuk menunjang keadaan operasional perusahaan dan
mengharapkan profitabilitas yang besar terhadap perusahaan. Disamping
tanggungjawab kepada pemegang saham, tanggungjawab social internal juga
diarahkan kepada karyawan. Karena hanya dengan kerja keras, dan kontribusi
karyawanlah perusahaan dapat menjalankan berbagai macam aktivitas perusahaan
serta meraih kesuksesan. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk memberikan
konpensasi yang adil kepada karyawan .
Dengan demikian, CSR adalah: Kepedulian perusahaan yang
menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan
manusia (people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan
prosedur (procedure) yang tepat dan profesional.
Lalu seberapa jauhkah CSR berdampak positif bagi masyarakat ?
CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat
tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama
pemerintah. Studi Bank Dunia (Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah
yang terkait dengan CSR
meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber
daya, dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan
organisasi. Untuk Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan CSR membutuhkan dukungan pemerintah daerah, kepastian
hukum, dan jaminan ketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil peran penting
tanpa harus melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Di
tengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia,
pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR
(Corporate Social Responsibilty).
Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus, dengan
masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintah memfasilitasi, mendukung,
dan memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang mau terlibat dalam upaya
besar ini. Pemerintah juga dapat mengawasi proses interaksi antara pelaku
bisnis dan kelompok-kelompok lain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil
dan menghindarkan proses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang
lain.
Contoh
perusahhan riil dan universal untuk implementasi C S R
Banyak perusahaan yang memilih program CSR di bidang
edukasi. Program seperti ini kebanyakan memfokuskan pada edukasi bagi generasi
mendatang, pengembangan kewirausahaan, pendidikan finansial, maupun
pelatihan-pelatihan. PT. Astra International Tbk, misalnya,telah membentuk
Politeknik Manufaktur Astra, yang menelan dana puluhan milyar. Selain itu, ada
jugaprogram dari HM Sampoerna untuk mengembangkanpendidikan melalui Sampoerna
Foundation, untuk program ini, Sampoerna sendiri telah mengucurkan dana tak
kurang dari 47 milliar:
3.
Jelaskan perkembangan bisnis Internasional pada kurun
waktu 5 tahun terakhir dan 10 tahun mendatang !
·
Perkembangan bisnis internasional 5 tahun terakhir
Pengeluaran keseluruhan pada R &
D yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun kalender 2009 diperkirakan telah
mencapai $ 400.500.000.000, agak di bawah tingkat 2008 dari $ 403,0 miliar,
tapi jauh di atas $ 377,0 miliar pada tahun 2007 (dolar saat ini) . Disesuaikan
dengan inflasi, tingkat 2009 adalah penurunan $ 6 miliar atau 1,7% dari tahun
2008. Perlambatan belanja 2009 terutama mencerminkan penurunan dalam bisnis R
& D dalam dolar baik saat ini dan konstan dalam menghadapi krisis keuangan
2008-09 dan resesi ekonomi. Namun, R & D pengeluaran di sektor lain terus
meningkat, baik dalam dolar saat ini dan konstan. Beberapa ini adalah
efek-terutama untuk federal dan akademik R & D dan R & D infrastruktur
dari kenaikan satu kali $ 18300000000 dana dialokasikan dalam Pemulihan Amerika
dan Reinvestasi Act of 2009 (ARRA, Hukum Publik 111-5, diberlakukan pada bulan
Februari 2009) .
Perlambatan pertumbuhan 2009 di menghabiskan
meskipun, peningkatan nasional R & D pengeluaran telah terjadi sebagian
besar terganggu sejak 1953 dalam dolar saat ini maupun yang nyata ( Gambar 4-1 ). AS R & D pengeluaran menyeberangi $ 100
miliar (dolar saat ini) ambang batas pada tahun 1984, lulus $ 200 milyar pada
tahun 1997, melebihi $ 300 miliar di 2004, dan pada atau di atas $ 400 milyar
2008 dan 2009. Tingkat tahun ke tahun R
& D pertumbuhan dana melampaui bahwa dari produk domestik bruto di
masing-masing 3 tahun terakhir-bahkan selama krisis ekonomi ( Tabel 4-2 ). Selama 5 tahun terakhir (2004-09),
pertumbuhan tahunan dalam total pengeluaran R & D rata-rata 5,8%,
dibandingkan dengan PDB 3,3%. Dan, sama, pertumbuhan jumlah R & D yang
melebihi pengeluaran yang dari PDB ketika periode rata-rata adalah 10 atau 20
tahun. Temuan relatif sama berlaku ketika dolar disesuaikan dengan inflasi
(Tabel 4-2).
R & D intensitas nasional negara R & D
pengeluaran dinyatakan sebagai persentase dari PDB-lain menyediakan ukuran dari
keseluruhan R & D kinerja nasional dan merupakan alat penetapan target
secara luas digunakan secara internasional. Pada tahun 2009, US R & D / GDP rasio
hampir 2,9%, naik dari sekitar 2,8% pada tahun 2008 dan 2,7% pada tahun 2007 ( Gambar 4-2 ). Rasio ini telah berkisar dari 1,4% pada
tahun 1953 menjadi tinggi hampir 2,9% pada tahun 1964 dan telah berfluktuasi
pada kisaran 2,1% sampai 2,8% pada tahun-tahun berikutnya.
Sebagian besar kontinuitas ini dalam rasio AS R & D / GDP
mencerminkan pertumbuhan nonfederal R & D pengeluaran, yang naik dari
sekitar 0,6% dari PDB pada tahun 1953 menjadi
hanya di bawah 2,0% dalam beberapa tahun terakhir. Kenaikan ini merefleksikan
meningkatnya peran bisnis R & D dalam sistem R & D nasional dan, lebih
luas, keunggulan pertumbuhan R & D yang diturunkan barang dan jasa dalam
perekonomian nasional dan global. Puncak dan lembah di R & D AS / GDP rasio
juga mencerminkan perubahan Federal R & D prioritas. Penurunan rasio ini
dari puncaknya pada tahun 1964 mengakibatkan sebagian besar dari penghematan
federal di program pertahanan dan ruang R & D. Dari tahun 1975 sampai 1979,
keuntungan energi R & D kegiatan bekerja untuk menjaga rasio stabil.
Dimulai pada akhir 1980-an, pemotongan yang berhubungan dengan pertahanan R
& D menurunkan rasio R & D / GDP federal, yang diimbangi oleh rasio
nonfederal stabil atau meningkat. Sejak tahun 2000, peningkatan pengeluaran
pemerintah federal untuk, terutama, pertahanan dan penelitian biomedis telah
membantu mendorong ke atas rasio federal.
·
Perkembangan bisnis internasional 10 tahun
mendatang
Perekonomian
di negara-negara kawasan Timur Tengah yang mengalami Musim Semi Arab, atau
gelombang protes dan peperangan yang terjadi di dunia Arab mulai Desember 2010,
akan membaik perlahan tahun depan. Meski demikian, negara-negara yang mengalami
Musim Semi Arab itu masih harus berjuang mengatasi tingginya inflasi dan
kenaikan tingkat pengangguran akibat melemahnya perekonomian global. Demikian
laporan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) yang
dipublikasikan pada Minggu (11/11). Akibat Musim Semi Arab, kekuatan massa
telah menjatuhkan para pemimpin di Tunisia, Mesir, Libya, dan Yaman. Gelombang
protes juga terjadi di Bahrain, Suriah, Irak, Jordania, Kuwait, Maroko, dan
Sudan. Dalam laporan yang diterbitkan dua kali dalam satu tahun untuk kawasan
Timur Tengah dan Afrika Utara itu, IMF menyatakan bahwa stabilitas politik
dapat memicu pertumbuhan ekonomi di Mesir, Jordania, Maroko, Tunisia, dan Yaman
pada tahun 2013.
Akan
tetapi, lemahnya permintaan dari Eropa dan kawasan lain masih akan membebani
pertumbuhan ekonomi di negara-negara Musim Semi Arab lainnya. Di banyak negara,
permintaan ekspor masih lemah dan belum terlihat bangkit lagi. ”Pertumbuhan
ekonomi dipekirakan akan tetap berada di bawah tren jangka panjang. Tingkat
pengangguran diperkirakan tetap meningkat karena masih rendah nya permintaan
eksternal, tingginya harga pangan dan harga komoditas, tensi politik di kawasan
serta masih belum jelasnya kebijakan yang diambil,” ungkap laporan IMF
tersebut. IMF memperkirakan produk domestik bruto (PDB) dari negara-negara
dalam kelompok tersebut, kecuali Libya, akan tumbuh sebesar 3,6 persen tahun
depan. PDB ini meningkat dari 2 persen pada tahun ini dan 1,2 persen pada 2011.
Sebelum terjadinya gelombang protes tersebut, PDB di negara-negara itu mencapai
4,7 persen.
Pelemahan mata uang
Karena
melemahnya pertumbuhan global, neraca perdagangan negara-negara tersebut hanya
akan meningkat sedikit tahun depan. Defisit mereka tahun depan diperkirakan
turun menjadi 4,6 persen dari PDB. Tahun ini, defisit mereka sebesar 5,4 persen
dari PDB. Hal ini menunjukkan negara-negara tersebut harus membuat nilai tukar
mereka lebih fleksibel lagi. Dengan kata lain, mereka harus membiarkan mata
uang mereka melemah demi menstimulasi ekspor. Sayangnya, dalam laporan ini tak
disebutkan negara mana saja secara spesifik yang harus menurunkan kurs mata
uangnya. Melemahnya mata uang akan meningkatkan laju inflasi. IMF memperkirakan
inflasi akan naik hingga mencapai 8,6 persen pada tahun depan. Inflasi ini
merupakan level tertinggi sejak 2008. Sementara inflasi tahun ini diperkirakan
sebesar 7,8 persen. Khusus untuk di Mesir dan Maroko, inflasi diperkirakan
meningkat pesat karena mereka berupaya membatasi defisit anggaran yang cukup
besar.
Tumbuh paling besar
Tumbuh paling besar
Sementara itu Libya yang kaya minyak akan bertumbuh paling cepat. Hasil produksi minyak akan kembali ke level sebelum terjadinya perang saudara. Pemulihan ini lebih cepat ketimbang perkiraan sebelumnya. PDB Libya tahun lalu terkontraksi hingga 60 persen, tetapi tahun ini diperkirakan naik hingga 122 persen. Tahun 2013, IMF memperkirakan PDB Libya akan melaju sebesar 17 persen. Rata-rata pertumbuhan antara tahun 2014 dan 2017 sebesar 7 persen per tahun. IMF juga memperkirakan surplus anggaran Libya mencapai 19 persen dari PDB tahun 2012 dengan surplus neraca berjalan sebesar 22 persen. Inflasi Libya naik hingga 16 persen tahun lalu akibat rusaknya pabrik dan sistem transportasi pada masa perang saudara. Akan tetapi, IMF memperkirakan inflasi turun menjadi 10 persen tahun ini seiring dengan semakin normalnya bisnis. Bahkan, pada tahun depan, inflasi Libya akan terus turun menjadi 1 persen. (Reuters/Joe)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar