Pages

Selasa, 02 April 2013

Tulisan Perkembangan Ekspor Minyak Atsiri Indonesia


 Pendahuluan
Indonesia sangat potential didalam budidaya pengolahan minyak atsiri. Dengan melihat trend peluang pasar dari Essential Oil (Minyak atsiri) untuk perdagangan internasional yang cenderung meningkat ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk melirik daerah-daerah yang potensial sebagai penghasil minyak atsiri.
  
      Posisi Indonesia di peringkat 12, masih kalah dengan peringkat Thailand yang berada di posisi 10. Nilai ekspor minyak atsiri Thailand hampir dua kali lipat dibandingkan dengan nilai ekspor Indonesia. Dari segi volume, volume ekspor minyak atsiri Thailand juga hampir tiga kali lipat volume ekspor minyak atsiri Indonesia. Selama ini perkembangan minyak atsiri di Indonesia hanya berkisar antara pulau Sumatera dan Jawa, sedangkan untuk daerah seperti Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Jayapura belum memiliki sentra industri kecil penyulingan minyak atsiri. Untuk daerah NTT sudah masuk dalam pengembangan minyak atsiri jenis nilam. 
 ISI
       Usaha produksi minyak atsiri di Indonesia dalam bentuk industri skala kecil dan menengah yang berpotensi meningkatkan devisa bagi Indonesia. Ekspor komoditi minyak atsiri Indonesia ke pasaran Swiss untuk tahun 2009, meskipun dari segi volume mengalami peningkatan, namun akibat penurunan harga yang sangat signifikans, maka nilainya juga mengalami penurunan yang signifikans, dibandingkan dengan tahun 2008.
       Menurut data Market Study Essential Oils and Oleoresin (ITC), produksi nilam dunia mencapai 500 - 550 ton per tahun. Produksi Indonesia sekitar 450 ton per tahun, kemudian disusul Cina (50 - 80 ton per tahun). Produk atsiri dunia yang didominasi Indonesia, antara lain nilam, serai wangi, minyak daun cengkeh, dan kenanga. Sebelum diekspor, minyak nilam biasanya ditampung oleh agen eksportir. Harga minyak nilam di pasaran lokal (ditingkat agen eksportir) berkisar Rp 200.000,- - Rp 250.000,- per kg (di New York, AS $ 14 - 23,5). Negara tujuan ekspornya meliputi Singapura, India, AS, Inggris, Belanda, Perancis. Juga Jerman, Swis, dan Spanyol.
Nilai ekspor minyak atsiri dari Indonesia pada 2009 mencapai US$ 100 juta. Adapun volume ekspor minyak atsiri sekitar 2500 ton per tahun. Diharapkan ekspor minyak atsiri tiap tahun mengalami peningkatan. Minyak atsiri--yang dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik--merupakan kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas.
Ekspor minyak atsiri menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, nilai ekspor minyak atsiri pada Januari-Maret 2011 sebesar US$ 135.362.814. Nilai ini melonjak 32,26% dibandingkan nilai ekspor tiga bulan pertama tahun lalu yang hanya mencapai US$ 102.348.956.Dengan terbukanya pasar global masih terbuka kesempatan didalam mengembangkan produksi minyak atsiri di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan dan permintaan pasar dunia untuk minyak atsiri dan penetapan harga serta kualitasnya.


Penutup
          Demikian tentang tugas tulisan tentang perkembangan minyak astiri yang berpotensi meningkatkan devisa bagi Indonesia, agar kita tahu bahwa minyak astiri bisa memajukan perekonomian Indonesia. Semoga dapat bermanfaat
Sumber: data BPS, diolah dan diperoleh dari berbagai sumber, F. Hero K. Purba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar