PENDAHULUAN
Puji
syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
berkatnya kami dapat menyelesaikan tulisan ini.
Walaupun
saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup tinggi, tapi tetap saja banyak
sekali masyarakat yang masih hidup pada garis kemiskinan. Padahal seharusnya
masyarakat Indonesia sudah bisa memperoleh pekerjaan yang layak dan penurunan
angka kemiskinan pun bisa lebih cepat. Perekonomian Indonesia bukan tidak
mungkin akan mengalami kemunduran jika tidak memperhatikan masyarakat miskin.
Golongan masyarakat ini memang sangat rawan terhadap krisis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Indonesia
hanya dinikmati oleh segelintir orang. Pemerintah harus lebih memperhatikan
kondisi struktural ekonomi, dibandingkan hanya meninjau angka pertumbuhannya
saja. “Menjadi penting bahwa struktur ekonomi menjadi agenda ketahanan
sosial ekonomi.
ISI
Meski
kondisi makro ekonomi Indonesia saat ini menggembirakan, namun kualitas pertumbuhan
ekonomi Indonesia masih perlu diperbaiki. Hal itu perlu agar kesejahteraan
masyarakat ikut meningkat. Jika dalam beberapa tahun ke depan para elit tetap
bergembira dengan kualitas petumbuhan yang seperti sekarang, maka kesenjangan
akan menjadi sangat tinggi dan akan menimbulkan masalah sosial yang lebih
besar.
Badan
Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2012
(year on year) mencapai sebesar 6,4%. Pertumbuhan memang sudah menjadi
primadona ekonomi yang tengah dikejar oleh banyak negara. Pertumbuhan ekonomi
Indonesia 6,4% juga turut memperkuat pernyataan bahwa makro ekonomi Indonesia
sedang gemilang.
Namun
di balik tingginya angka pertumbuhan ini, ternyata menyisakan jutaan
keprihatinan dan problem sosial di tengah masyarakat. Indikatornya antara lain
kemiskinan, ketimpangan dan sebagainya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini
tidak banyak berarti dalam menciptakan lapangan kerja yang layak bagi
masyarakat sehingga hasilnya pun juga tidak banyak yang dapat dinikmati oleh
masyarakat.
Secara
makro pertumbuhan 6,4% itu cukup baik tetapi menjadi kurang berarti karena
ternyata problem sosial masyarakat tidak banyak berkurang, orang masih sulit
memperoleh pekerjaan yang layak dan penurunan angka kemiskinan juga masih lambat.
BPS juga menyebutkan lebih dari 50% struktur pertumbuhan Indonesia masih dari
sektor konsumsi rumah tangga sedangkan pertumbuhan ekspor lebih rendah
dibandingkan impor atau pertumbuhan ekspor bersih justru minus. Konsumsi
menjadi penolong Indonesia sehingga dapat tetap tumbuh di tengah krisis
keuangan global, tidak seperti negara-negara yang perekonomiannya maju dan
bertumpu pada ekspor.
Sebenarnya kondisi perekonomian yang bertumpu pada
konsumsi itu tidak baik , karena memiliki efek pengganda yang rendah. Sehingga
Indonesia harus segera mendorong investasinya, khususnya untuk sektor-sektor
yang padat karya. Jadi selain akan memperoleh efek pengganda yang tinggi juga
akan menciptakan lapangan pekerjaan sehingga diharapkan akan mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
PENUTUP
Kesimpulan
Sangat
disayangkan pertumbuhan perekonomian yang tinggi di negara kita ini , tidak
dibarengi dengan pertumbuhan kesejahteraan masyarakatnya. Selama ini struktur
pertumbuhan Indonesia masih dari sektor konsumsi, maka akan lebih baik lagi
jika Indonesia segera mendorong investasinya agar bisa menciptakan lapangan
pekerjaan dan tentunya akan lebih mensejahterakan masyarakat. Sehingga akan
menjadi seimbang antara pertumbuhan ekonomi dengan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar